Setup Menus in Admin Panel

Solo Sale, Inovasi SGS 2020

Siap-siap. Kurang dari sebulan, diskon-diskon bakal bertebaran di berbagai tenant se-Kota Bengawan. Pesta diskon itu bernama Solo Great Sale (SGS) 2020.

Ya, sejak 2015, SGS yang berlangsung selama Februari memang selalu menawarkan berjuta fasilitas bagi para penikmat belanja.Yang paling jamak dijumpai adalah rabat alias potongan harga.

Berbagai produk yang disediakan peserta SGS 2020, mulai gerai-gerai di mal, pasar tradisional, hingga hotel-hotel berbintang, dipastikan akan menarik minat calon konsumen. Belum lagi hadiah-hadiah undian dari panitia, yang disiapkan untuk konsumen yang beruntung.

“SGS 2020 akan digelar 1-29 Februari. Grand prize-nya tetap rumah seperti SGS tahun-tahun sebelumnya,” kata Ketua Panitia SGS 2020, Farid Sunarto.

Nota belanja yang diterbitkan 7.000 tenant peserta SGS 2020, masih merupakan syarat mutlak bagi konsumen untuk mengikuti undian. Selayaknya event penyemarak aktivitas dunia usaha di Kota Solo tersebut pada tahun-tahun sebelumnya, nota belanja menyimpan poin dalam jumlah tertentu. Poin itu akan memperbesar peluang konsumen memenangkan hadiah saat berlangsungnya pengundian.

“Mulai tahun ini, pembeli bisa menginput sendiri nota tersebut melalui aplikasi Solo Sale. Aplikasi berbasis Android ini memang kami gunakan untuk menjawab kebutuhan belanja saat ini,” imbuh Farid.

Aplikasi Solo Sale memang menjadi pembeda SGS 2020 dari kegiatan serupa sebelumnya. Mengusung tema “Belanja Senang, Senang Belanja” aplikasi Solo Sale yang diterjemahkan Farid menjadi Dodolane Wong Solo itu diharapkan mampu mengakomodasi konsumen generasi terkini. Yakni mereka yang terbiasa melakukan pembayaran nontunai menggunakan uang digital.

“Aplikasi ini sangat responsif terhadap payment gateway, pembayaran nontunai yang diterbitkan bank, juga aplikatif terhadap QR Code Indonesian Standard (QRIS) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI). Kebutuhan konsumen milenial kami harap bisa terwadahi, karena mereka juga akrab dengan aplikasi berbasis Android, aware dengan informasi, sampai mampu menginput nota transaksi sendiri.”

Singkatnya, fitur-fitur dalam Aplikasi Solo Sale itu jelas memudahkan para konsumen. Mereka tidak harus menukarkan nota belanja dengan poin di lokasi-lokasi tertentu dengan bantuan relawan SGS, karena bisa mengunggah bukti transaksi secara mandiri melalui aplikasi. Selain itu pembeli juga lebih leluasa melakukan transaksi nontunai, lantaran lebih banyak aplikasi pembayaran yang disediakan.

“Tapi kami tidak serta-merta mengesampingkan customer SGS dari kalangan ibu-ibu dan pembeli pasar tradisional. Mereka tetap akan dibantu petugas helpdesk, jika tidak memiliki aplikasi Solo Sale. Nomor WhatsApp akan digunakan sebagai identitas customer, di mana input nota transaksi bisa dibantu oleh volunteer,” beber Farid.

Aplikasi Solo Sale ditargetkan rilis pada 19 Januari. Sesudahnya, aplikasi itu bisa diunduh pengguna telepon pintar. “Aplikasi ini diharapkan bisa dipakai seterusnya dan customer kami imbau tidak log out. Kami upayakan Solo Sale tetap memberi benefit, berupa informasi seputar belanja atau promosi dari tenant-tenant,” jelas Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kerjasama Kadin Surakarta tersebut.

Sekretaris panitia, David R Wijaya, mengemukakan bahwa penggunaan QRIS bisa menggantikan penggunaan kartu SGS bagi konsumen. Untuk penyediaan kode QR tersebut, panitia bakal berkordinasi dengan Bank Indonesia dan bank umum pendukung merchant.

Menurutnya, hingga pertengahan Januari telah terdaftar 2.000 tenant sebagai peserta SGS 2020. “Kami optimistis target peserta sebanyak 7.000 tenant bisa tercapai pada 31 Januari,” tegas David.

Dengan target transaksi Rp 700 miliar atau naik Rp 100 miliar dari tahun sebelumnya, panitia SGS 2020 terus mempromosikan penyelenggaraan event tersebut kepada khalayak. Tak hanya memanfaatkan media sosial maupun situs resmi SGS, promosi juga dilakukan secara offline di luar kota. Terutama di wilayah-wilayah yang dilalui jalan Tol Trans Jawa, seperti Ngawi, Madiun, Semarang, maupun Surabaya.

“Adanya jalan tol menjadikan akses menuju Solo dari berbagai kota kini lebih mudah. Apalagi saat ini minat masyarakat untuk mengunjungi Solo dan berbelanja atau menikmati kuliner relatif tinggi,” papar David.

Pemkot Surakarta pun berharap, SGS 2020 kembali mampu menggairahkan perekonomian Kota Bengawan. Apalagi Februari dikenal sebagai low seasson untuk dunia usaha.

“Dengan adanya SGS yang disertai berbagai kegiatan lain, seperti Tahun Baru Imlek dan Hari Jadi Kota Solo, kami harap tingkat kunjungan wisatawan bisa meningkat,” terang Kepala Dinas Pariwisata Hasta Gunawan. (**)

Mari Berbagi Informasi Kota Surakarta :
18/01/2020
© 2016-2021 PPID Kota Surakarta