Setup Menus in Admin Panel

Jemparingan di SSOAC 2019

Kota Solo selalu lekat dengan berbagai budaya tradisional. Bahkan dalam bidang olahraga pun, budaya tradisional tetap mengiringi perjalanan kota ini.

SIPAS Solo Open Archery Competition (SSOAC) 2019 adalah bukti nyata kebersamaan Surakarta dan budaya tradisional tersebut. Digelar untuk kali ketiga sejak 2017, lomba panahan tingkat nasional itu memiliki satu divisi perlombaan khusus yakni Tradisi Bandul (Jemparingan).

Ya, Jemparingan merupakan olahraga panahan yang berkembang sejak zaman Kerajaan Mataram. Berbeda dengan panahan modern yang jamak dilombakan, Jemparingan memiliki keistimewaan tersendiri. Baik kostum maupun gaya para pesertanya.

Dalam Jemparingan peserta diharuskan mengenakan busana tradisional ala ksatria Mataram dan menggunakan busur tanpa alat bantu apapun. Selain itu, sasaran bidik juga tidak bebentuk lingkaran berwarna-warni, melainkan bandulan menyerupai boneka yang digantungkan (nggandhul).

Ketua panitia Bayu Adi Kusuma mengatakan, agenda tahunan Pemkot Surakarta ini bertujuan mencetak bibit-bibit atlet panahan baru. Terdapat lima divisi yang dipertandingkan dalam SSOAC 2019, di mana jumlah kategori perlombaan itu ini meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Pada penyelenggaraan lalu hanya mempertandingkan dua divisi, yakni tradisional dan nasional. Namun tahun ini terdapat divisi perlombaan tradisional, nasional, barebow, coumpond bow, dan recurve bow.

Animo peserta pun meningkat. Berdasarkan catatan penyelenggara, perlombaan hasil kerjasama Dinas Pariwisata, Persatuan Panahan Indonesia (Perpani), serta Yayasan Semut Ireng Pop Archery Surakarta (Sipas) itu diikuti 1.280 atlet asal dari 14 provinsi. Diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Bali . Padahal dua tahun sebelumnya hanya mengikutsertakan ratusan peserta.

“SSOAC makin menarik para atlet dari berbagai daerah, sehingga jumlah yang mendaftar hampir sama dengan rekor peserta kejuaraan panahan di Bogor yang sebanyak 1.300 orang. Ajang ini bertujuan mengangkat citra olahraga panahan, khususnya nomor tradisional Jemparingan,” papar Sekretaris Umum Perpani Kota Surakarta, Yunanto Nugroho.

Sejumlah atlet nasional juga ikut ambil bagian dalam kejuaraan yang memperebutkan hadiah berupa uang pembinaan dan piala Wali Kota itu. Sebut saja Dela Berliana dan Ika Yuliana Rahmawati.

Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata, Nunuk Mari Hastuti, menerangkan bahwa SSOAC telah masuk ke dalam agenda rutin dan media promosi pariwisata di Kota Budaya.

“Kompetisi ini diharapkan mampu mengangkat seni memanah tradisi Jemparingan, sebagai wujud kepedulian dan kecintaan kepada tradisi warisan leluhur. Selain itu diharapkan juga memberikan sumbangsih terhadap peningkatan atlet panahan di indonesia, serta sebagai pembinaan bagi bibit-bibit baru dalam cabang olahraga panahan,” papar Nunuk. (**)

Mari Berbagi Informasi Kota Surakarta :
12/11/2019
© 2016-2021 PPID Kota Surakarta