Setup Menus in Admin Panel

Ayo Minum Tablet Penambah Darah Untuk Tekan AKI

Meski sekilas nampak sepele, bahaya anemia belum sepenuhnya disadari oleh semua orang. Sebagian khalayak masih menganggap enteng potensi kerugian bagi mereka yang mengalami kekurangan zat besi, pemicu menurunnya kadar sel darah merah (hemoglobin) yang sehat ini.

Padahal di kalangan medis, anemia tidak jarang dikaitkan dengan potensi kelahiran prematur, penyakit infeksi, hingga kematian ibu dan anak. Keterkaitan tersebut bisa dilihat manakala seorang ibu melahirkan mengalami pendarahan hebat, tatkala menjalani proses persalinan.

“Makanya untuk mencegah anemia, biasanya ibu hamil wajib mengkonsumsi tablet penambah darah menjelang trimester ketiga selama tiga bulan,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota (DKK) Ida Angklaita.

Meski demikian, upaya tersebut ternyata belum cukup. Kematian ibu melahirkan akibat anemia masih terjadi di Kota Solo. Tahun lalu, tercatat dua dari empat kasus kematian ibu melahirkan di Kota Bengawan dipicu terjadinya pendarahan.

“Kami tidak bisa membiarkan persoalan ini terulang. Meskipun secara persentase masih sangat rendah, karena parameternya dihitung perseratus ribu kelahiran hidup. Kami ingin, kalau bisa angka kematian ibu (AKI) maupun angka kematian bayi (AKB) nol. Artinya, semua ibu hamil bisa selamat dan bayi juga selamat,” tandas Ida.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Pemkot lantas menelurkan Gerakan Anak dan Remaja Solo Hebat (Gema Sobat). Sosialisasi gerakan tersebut telah dilakukan terhadap kepala sekolah dari ratusan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA se-Solo pada 24 Juli di Grha Solo Raya.

Melalui Gema Sobat yang menjadi turunan program penanggulangan anemia milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pemkot bakal mewajibkan seluruh siswi kelas V hingga XII meminum tablet penambah darah seminggu sekali. Tujuannya jelas, yakni menjaga kadar Hb dalam tubuh anak dan remaja putri.

“Anemia ini tidak bisa sekadar diantisipasi kepada ibu hamil saja. Jika sejak dini mereka rutin meminum tablet penambah darah, maka kelak saat dewasa dan menikah kemudian hamil, kadar sel darah merah dalam tubuh tetap terjaga.”

Dalam jangka panjang, imbuh Ida, AKI/AKB bisa diturunkan. “Bahkan tidak sebatas itu, karena anemia juga bisa menyebabkan stunting. Kalau si ibu menderita anemia, maka anaknya bisa saja dilahirkan prematur, serta memiliki berat dan tinggi badan yang rendah saat lahir. Kalau tidak dikejar (ditingkatkan bobot dan tingginya) maka bisa saja anak itu menderita stunting,” urai Ida.

Karenanya wajar, siswi-siswi menjadi sasaran program penambah Hb itu. Pelibatan para kepala sekolah pun menjadi salah satu strategi Pemkot, dalam merealisasikannya.

“Tablet penambah darah akan kami drop ke puskesmas-puskesmas. Nanti pihak sekolah silakan berkoordinasi dengan puskesmas, untuk teknis penerimaan tablet itu. Bisa sekolah yang mengambil ke puskesmas secara berkala, atau sebaliknya puskesmas yang mengirimkan tablet ke sekolah.”

Ida mengatakan, tablet penambah darah itu telah tersedia. “Sudah ada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Instalasi Farmasi DKK,” tegasnya.

Bulan Agustus merupakan target dimulainya Gema Sobat. Pemkot telah melakukan pengadaan lebih dari satu juta tablet penambah darah, dengan memanfaatkan anggaran pemerintah pusat sekitar Rp 429 juta. “Itu untuk kebutuhan tahun ini, bagi seluruh siswi.”

Keberlangsungan program tersebut juga telah disiapkan Pemkot. “Kami mempersilakan sekolah mengatur mekanisme pengawasannya. Yang jelas dalam pertemuan dengan kepala sekolah, disepakati bahwa gerakan minum tablet penambah darah ini dilakukan setiap Jumat usai jam istirahat pertama,” terang Ida.

Ia pun meyakinkan, konsumsi tablet tersebut tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Apalagi menurutnya, saat ini asupan makanan yang menjamin kecukupan Hb belum sepenuhnya optimal.

“Sebenarnya sumber sel darah merah ini bisa didapatkan dari daging. Tapi kita harus tahu, konsumsi daging di Indonesia masih terbilang rendah. Belum lagi selain mengalami haid rutin, saat ini remaja putri juga gemar menjalani diet. Makanya dibutuhkan asupan tambahan.”

Ida menjamin, ke depan Pemkot bakal memberikan keleluasaan bagi sekolah dan remaja putri untuk mengkonsumsi tablet itu. “Kelak bisa saja tidak ada pengadaan tablet lagi. Kami akan menyerahkan sepenuhnya pemberian tablet itu kepada sekolah atau masing-masing siswi. Silakan memilih tablet sesuai keinginan masing-masing, asalkan tetap diminum bersama agar gerakan ini terus terjaga,” tandas Ida.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo pun berharap banyak terhadap Gema Sobat. “Kami ingin pengelola sekolah bisa merealisasikan program-program tersebut. Mulai sekarang, AKI, AKB maupun stunting harus benar-benar dicegah dan diantisipasi sejak dini,” tegas Wali Kota. (**)

Mari Berbagi Informasi Kota Surakarta :
31/07/2019
© 2016-2021 PPID Kota Surakarta