Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno kini telah sepenuhnya berdiri di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon. Sesudah dibangun secara bertahap sejak Desember 2017, gedung megah rumah sakit kedua milik Pemkot Surakarta tersebut segera memberikan pelayanan kesehatan bagi warga.
Usai soft launching yang dilakukan Pemkot tepat pada HUT Ke-74 RI, 17 Agustus 2019, kini pengelola RSUD tengah menyiapkan berbagai hal menyangkut pemberian layanan kesehatan itu. Per 1 September 2019, para dokter RSUD lain ditargetkan sudah mampu memberikan solusi atas masalah medis para pasiennya.
“Kami masih perlu mengurus sejumlah syarat administrasi, misalnya surat izin praktik (SIP) dokter. SIP bisa terbit setelah surat izin operasional keluar. (Pabrik) farmasi tidak juga akan mengirim obat jika SIP belum keluar. Makanya kami harus melalui proses-proses tersebut,” terang Direktur RSUD, Wahyu Indianto, usai soft launching.
Meski baru beroperasi bulan depan, warga Kota Bengawan khususnya mereka yang tinggal di kawasan Solo selatan kini bisa bernapas lega. Sebab fasilitas layanan kesehatan nan memadai kian dekat dengan rumah mereka. Apalagi, pengujung bulan Agustus hanya tinggal menghitung hari.
Tidak sebatas gedung megah berlantai enam yang disediakan Pemkot, namun fasilitas pelayanan medis yang diberikan pengelola pun dijamin berkualitas. Mulai ruang operasi yang dilengkapi sterilisasi udara bertekanan positif, ruang radiologi yang dipasangi timbal antiradiasi, alat rontgen ultrasonografi (USG) empat dimensi, hingga ruang hemodialisa bermesin cuci darah terbaru.
Ya, kendati “hanya” bertipe C, Pemkot memang tidak main-main dalam menyiapkan pelayanan RSUD Bung Karno. Para pengambil kebijakan di Kota Bengawan itu ingin memberikan layanan kesehatan nomor wahid bagi warganya.
Manajemen RSUD pun berusaha mengejawantahkan keinginan tersebut. Motto Aegroti Salus Lex Suprema yang berarti keselamatan pasien adalah hukum tertinggi, nampaknya sudah tercermin dari penyediaan fasilitas rumah sakit. Sekalipun manajemen menyadari, mayoritas calon pasien mereka nantinya adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
“Sekitar 90 persen pasien kami nantinya adalah peserta BPJS,” ungkap Wahyu.
Bisa jadi, patung Proklamator Ir Soekarno di halaman depan RSUD bisa menjelaskan semua jerih payah Pemkot maupun manajemen. Lebih dari sekadar nama RSUD, cita-cita Bung Karno ternyata menjadi inspirasi di balik pembangunan rumah sakit tersebut.
“Kalau saya membaca-baca surat dan pidatonya Bung Karno, beliau punya keinginan bahwa Pak Marhaen (petani yang dijumpai Bung Karno) serta keluarganya bisa menikmati listrik, bisa mendengarkan radio, bisa melihat televisi dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Nah, itu yang menjadi dorongan kami agar rumah sakit ini betul-betul bermanfaat bagi masyarakat Kota Surakarta,” tandas Wali Kota FX Hadi Rudyatmo, saat memberikan sambutan dalam prosesi soft launching.
Wali Kota juga berharap, operasional RSUD Bung Karno mampu berdampak positif bagi kehidupan warganya. Tidak sebatas urusan kesehatan, melainkan juga ekonomi. “Tenaga kebersihan atau satpam itu warga sekitar. Pokoknya 80 persen tenaga RSUD adalah orang Solo,” tegas Rudy, demikian sapaan akrab orang nomor satu di Solo tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Siti Wahyuningsih seolah mengamini pernyataan Wali Kota. “RSUD ini berawal dari keprihatinan Pemkot, akan keterbatasan bed kelas III di rumah sakit bagi pasien BPJS. Ini juga menjadi wujud hadirnya negara dalam pelayanan publik, khususnya di sektor kesehatan,” tandas Siti. (**)