Pemerintah Kota Surakarta bercita-cita memiliki sistem transportasi massal yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu langkahnya adalah memperbaiki kenyamanan armada dan aksesibilitas antar moda angkutan umum.
Melalui Dinas Perhubungan, Pemerintah Kota Surakarta terus meningkatkan pelayanan angkutan. Setelah mengoperasikan unit Batik Solo Trans (BST) dan melakukan penambahan armada, Dinas Perhubungan Kota Surakarta kembali melakukan terobosan. Kali ini Dinas Perhubungan meluncurkan angkutan pengumpan atau feeder.
Angkutan umum berukuran kecil ini melayani penumpang di sebagian wilayah pinggiran Kota Surakarta. Dua koridor menjadi pilihan awal yakni koridor 11 dan koridor 13. Koridor 11 beroperasi pada jalur Pasar Klewer – Giriroto, sedangkan koridor 13 Tanjung Anom – Kadipiro. Untuk sekali naik, warga hanya butuh membayar Rp2.000 bagi pelajar, Rp3.000 umum jarak sedang, dan Rp5.000 umum jarak jauh.
Selain diberi seragam khusus, sopir feeder juga dilarang keras merokok. Penumpang dapat menikmati sejumlah fasilitas seperti AC, pemutar musik, dan tempat menaruh barang bawaan. Unit feeder dilengkapi pula perlengkapan P3K, alat pemadam kebakaran (Apar), dan peralatan darurat lainnya.
Beroperasinya feeder memaksimalkan operasional bus-bus BST. Total 41 feeder menjadi pengumpan bus-bus BST. Pada tahap awal ini, Pemerintah Kota Surakarta melakukan pengadaan feeder menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016. Sementara di tahun 2017 ini, Pemerintah Kota Surakarta menganggarkan penambahan feeder sebanyak 30 unit.
Sebagai penanda beroperasinya unit feeder, Pemkot Surakarta menggelar upacara tradisi jamasan dan tradisi tumpengan. Tujuannya untuk pembersihan diri dan symbol ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Beroperasinya feeder diresmikan sendiri oleh Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo.