Setup Menus in Admin Panel

RSUD Bung Karno Disiapkan Bagi Pasien Covid-19

Mewabahnya virus corona (Covid-19) dan pemberlakuan status kejadian luar biasa (KLB), mendatangkan pelajaran penting bagi Pemkot Surakarta. Kesehatan warga adalah sesuatu yang mahal dan layak untuk diperjuangkan.

Di tengah pandemi dan terus bertambahnya penderita yang positif terpapar Covid-19, sejak awal Pemkot pun menyiapkan berbagai strategi agar penyebaran virus baru tersebut bisa ditekan. Yakni penerapan physical distancing, penyediaan berbagai sarana dan penggalakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), hingga mengawal orang dalam pemantauan (OPD) sebaik-baiknya.

Namun hal itu ternyata belum cukup. Meningkatnya jumlah penderita dalam skala nasional menjadikan Pemkot berjaga-jaga. Fasilitas kesehatan (faskes) terutama RSUD dr Moewardi yang ditunjuk Pemprov Jateng sebagai rujukan bagi penanganan pasien Covid-19 rawan dijejali antrian, lantaran tidak sebandingnya fasilitas isolasi dengan penambahan pasien dalam pengawasan (PDP) maupun pasien positif corona.

Ide pembentukan rumah sakit rujukan tersentral pun mengemuka. Bermula dari rapat koordinasi antara Pemkot dan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Solo Raya di Balai Kota pada 17 Maret, gaung untuk menyediakan rumah sakit cadangan bagi RSUD dr Moewardi dalam merawat pasien corona mencuat.

Bersamaan dengan itu, Pemprov Jateng menunjuk RSUD Surakarta (Ngipang), RS dr Oen Kandangsapi, RS Kasih Ibu, RS PKU Muhammadiyah dan RST Slamet Riyadi (DKT) sebagai rumah sakit rujukan lini kedua. Lini kedua berarti fasilitas kesehatan (faskes) pendamping rumah sakit rujukan lini pertama, yakni RSUD dr Moewardi.

Bagi Pemkot, kedua hal itu bukanlah kontradiktif. Sebaliknya, semakin banyak rumah sakit yang siap menangani pasien corona justru semakin baik. Apalagi fenomena beberapa hari belakangan cenderung mengkuatirkan, di mana angka penambahan pasien positif Covid-19 masih lebih tinggi dibanding mereka yang berhasil disembuhkan.

Atas dasar itulah, Pemkot kini mulai menyiapkan RSUD Bung Karno untuk menjadi rumah sakit bagi pasien corona. “Paling tidak kami menyiapkan fasilitas perawatan bagi ODP dan PDP. Kalau sudah dinyatakan positif corona, nanti tetap akan dirujuk ke RSUD dr Moewardi,” ungkap Wali Kota FX Hadi Rudyatmo di sela-sela meninjau renovasi kamar pasien di RSUD tersebut pada 27 Desember.

Sebanyak 48 ruang rawat inap disiapkan Pemkot, di samping empat unit ruang isolasi serta delapan ruang Intensive Care Unit (ICU). Renovasi ruangan itu diprediksi butuh waktu sekitar beberapa pekan.

“Sebenarnya kalau statusnya ODP masih bisa dikarantina mandiri di rumah masing-masing. Tapi kalau ada yang ngeyel-ngeyel, ya dibawa ke RSUD Bung Karno saja sekalian.”

Wali Kota dengan sapaan akrab Rudy itu mengatakan, koordinasi dengan Pemprov Jateng perihal renovasi RSUD Bung Karno sudah dilakukannya. Permohonan bantuan anggaran renovasi yang diperkirakan berkisar Rp 53 miliar itu, imbuhnya, sudah diajukan Pemkot kepada Pemprov.

Renovasi akan difokuskan terhadap penyesuaian ruangan sesuai kaidah penanganan pasien corona, seperti pembuatan sekat pemisah, penambahan ruang isolasi, hingga pemasangan pendingin udara portabel di tiap ruangan. “Semoga saja segera disetujui Gubernur,” harap Rudy.

Sembari menunggu kucuran bantuan dana tersebut, Pemkot memutuskan untuk menyicil perbaikan dengan dana sendiri. Persiapan renovasi ruangan RSUD itu, menurut Wali Kota, juga dilakukan sembari menunggu kesiapan tenaga medis tambahan dari rumah sakit swasta di Kota Solo. Penyediaan tenaga medis dan paramedis tersebut, merupakan salah satu butir kesepakatan dalam pertemuan Pemkot dan ARSSI.

“Ini perlu didukung rumah sakit swasta, sehingga tenaga medisnya bisa standby tiga shift. Jadi nggak cuma saat pasien datang, lalu Pemkot harus mencari tim medis untuk menangani pasien tersebut,” tandas Rudy.

Direktur RSUD Bung Karno, Wahyu Indianto, mengaku siap menerima pasien corona di rumah sakit yang dipimpinnya. “Kebutuhan paling utama adalah tenaga medis tambahan, di samping penyesuaian fasilitas perawatan. Tapi intinya kami siap,” tegasnya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua ARSSI Cabang Solo Raya Mardiatmo menyatakan kesiapannya membantu pemerintah dalam mengatasi pandemi corona. “Kesehatan merupakan tanggungjawab pemerintah, tapi harus dibantu oleh masyakat. Salah satunya kami, rumah sakit swasta. Saat virus Corona merebak, kami harus bisa melaksanakan tugas sebaik-baiknya,” terang Direktur RS PKU Muhammadiyah Solo itu. (**)

 

31/03/2020
© 2016-2021 PPID Kota Surakarta