Setup Menus in Admin Panel

KLB Diperpanjang, Pemkot Fokus Berantas Corona

Sejak pemberlakuan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Corona pada 16 Maret, mobilitas warga Kota Bengawan telah berkurang drastis. Aktivitas mereka lebih banyak dilakukan di rumah, lantaran Pemkot Surakarta tak henti-hentinya mengimbau agar interaksi sosial dikurangi.

Tujuannya jelas. Yakni mengurangi potensi penyebaran virus corona (Covid-19), yang bisa ditularkan melalui droplet, sentuhan fisik antarmanusia atau kontak individu dengan benda-benda yang terkontaminasi virus tersebut.

Hasil positif memang mulai terlihat. Hingga pekan ketiga Maret, jumlah warga Solo yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 belum bertambah. Merujuk data yang tertera dalam laman corona.jatengprov.go.id, per 26 Maret terdapat empat pasien yang dirawat di RSUD dr Moewardi.

“Tapi pasien yang berasal dari Solo sampai saat ini belum bertambah. Hanya dua orang yang berasal dari klaster Bogor. Mudah-mudahan jangan bertambah,” tegas Wali Kota FX Hadi Rudyatmo.

Sayangnya, capaian positif atas berbagai antisipasi penyebaran virus corona di Kota Bengawan itu belum cukup. Apalagi selama KLB, sejumlah fakta miris dijumpai di sana-sini.

Salah satunya adalah proses karantina mandiri terhadap warga Mojosongo yang tidak berlangsung mulus, lantaran Orang Dalam Pemantauan (ODP) tersebut diketahui beberapa kali meninggalkan rumah dan berinteraksi dengan orang lain.

“Juga masih adanya anak-anak usia pelajar, yang ditemukan petugas Satpol PP nongkrong di luar rumah. Padahal mereka sudah dinstruksikan untuk belajar di rumah.”

Hal itu lantas mendorong Pemkot untuk memperpanjang masa berlaku KLB. Sedianya kondisi khusus penanganan bencana ini akan diakhiri 29 Maret, tepat dua minggu setelah KLB dicanangkan.

“Kami putuskan untuk diperpanjang sampai 13 April. Ini juga menyesuaikan instruksi Pemprov Jateng, yang menetapkan perpanjangan masa belajar di rumah bagi siswa pada tanggal tersebut,” kata Wali Kota.

Pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang bermuara terhadap pengurangan kerumunan pengunjung di satu lokasi yang sudah ditetapkan sebelumnya, otomatis bertambah panjang dengan penambahan masa berlaku KLB tersebut. Bahkan Wali Kota menegaskan, Pemkot siap menambah lagi deretan agenda tingkat kota yang dibatalkan. Tidak main-main, rencana pembatalan agenda itu menyasar kepada event yang akan diselenggarakan hingga akhir 2020.

“Agenda-agenda pariwisata, seni pertunjukan, pameran, sampai pasar murah hingga akhir tahun ini dibatalkan. Kami juga berharap, ada penghematan anggaran sehingga bisa dimanfaatkan untuk upaya penanggulangan corona yang dilakukan Pemkot,” beber Rudy, sapaan akrab Wali Kota.

Keseriusan Pemkot mengatasi penyebaran wabah global ini memang bertambah. Fokus Pemkot kini juga mulai beralih ke penyediaan anggaran tambahan, agar skenario terburuk seandainya dana penanggulangan bencana yang dialokasikan dalam APBD sekitar Rp 2 miliar tidak cukup, bisa diantisipasi sejak dini.

“Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sedang menyeleksi kegiatan-kegiatan yang bisa ditiadakan atau disesuaikan pelaksanaannya. Termasuk proyek-proyek yang belum dilelangkan. Umpamanya pembangunan gedung parkir di Balai Kota, yang kami anggap belum begitu mendesak untuk saat ini,” papar Rudy.

Tambahan dana hingga miliaran rupiah, diprediksi Pemkot bisa diperoleh dari penyesuaian-penyesuaian kegiatan tersebut. “Kegiatan yang harus tetap dilaksanakan juga akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Sebab perolehan pendapatan daerah dipastikan menurun. Mungkin nanti bisa dilakukan secara multiyears, atau strategi lain.”

Yang penting bagi Pemkot, imbuh Wali Kota, kesehatan seluruh warga Solo adalah prioritas paling utama. “Sing penting ngurusi rakyate ben waras dhisik,” tandasnya.

Surat Edaran Nomor 443.26/531 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Layanan Pendidikan dalam Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) pada Satuan Pendidikan Kota Surakarta pun diterbitkan Dinas Pendidikan, guna menindaklanjuti perpanjangan KLB tersebut. Dalam edaran tersebut dinyatakan bahwa pengalihan pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah menjadi pembelajaran di rumah diperpanjang hingga 13 April.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surakarta, Ahyani, berharap jika seluruh lapisan masyarakat bisa mendukung upaya Pemkot dalam membebaskan Kota Bengawan dari ancaman virus tersebut. “Imbauan-imbauan seperti social distancing maupun penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus dijalankan, agar penularan corona bisa ditekan. Ini membutuhkan kerjasama semua pihak, bukan hanya Pemkot. Semuanya harus terlibat aktif,” tegas dia, dalam kesempatan berbeda. (**)

28/03/2020
© 2016-2021 PPID Kota Surakarta